Dream comes True Friends...

Sabtu, 30 Januari 2010

JANJI TOMO

Lorong perkampungan kumuh itu sepi dengan lampu 10 watt an tergantung redup disisi jalan. Seorang pemuda tanggung, berjalan gontai. Tercium dari bau tubuhnya, Alkohol dan Rokok yang begitu menyengat. Baju putih abu- abu lusuh masih terpakai. Sampai pada sebuah rumah yang sebenarnya pantas disebut sebuah gubuk. Siapa sebenarnya pemuda tanggung itu?

“TOMO” Teriak seorang wanita setengah abad, geram.

Yang dipanggil Tomo hanya bergumam tak jelas dan langsung limbung karena mabuk berat.

Wanita itu hanya bisa meneteskan air mata melihat putra semata wayangnya memupuskan harapannya.

” Aku pengen duwe HP,mak..”

***

”Krinnggg”

Suara keras itu membangunkannya dari tidur panjangnya pada 2 mata pelajaran Bahasa Indonesia. Tomo molet dan menguap.

”Le...pelajarane sopo saiki?” Tanyanya pada teman sebangkunya bernama Rouf.

” Bu Erna ” Ucap Rouf sambil mengambil buku Kimia jilid 3.

Tomo pun berdiri dan pergi dari kelas.

“Hwe..Pe pelajaran ki...”

“Pe Mangan kek....ngku sms aku”

“Emange Kowe duwe HP?

“...”

“Ura tau nduwe HP jhe aku” Ucap Tomo sedih. Dan langsung berjalan tak bersemangat kearah kantin.

Tomo tak berada di kantin dan tak berniat kembali ke kelas. Ia memikirkannya. Ia punya hasrat yang tak terbendungkan. Kepengen punya HP. Karena selama ini dia tak pernah punya HP. Ia ingin seperti teman- temannya. Menelfon pacarnya. Bercumbu mesra dengan panggilan ”Yank”.

”Ahhh...mesti enak”

(~_~)

”Mak...Pokoke Tomo pengen duwe HP, mboh piye carane” Ucap Tomo setelah sampai dirumah.

Ibunya hanya diam saja sambil merapikan dagangan gorengan didepan rumahnya.

”Mak...Krungu gak to”

”Ndank mangan sek kono lo le” Jawab Ibunya dengan expresi datar.

”Pokok e nak Tomo gak ditukok no HP, Tomo moh sekolah titik ”

”Koma,spasi, tanda pentung, tanda tanya” Canda emak. Tapi tak digubris oleh Tomo yang langsung nyelonong pergi.

Emak hanya bisa mengelus dadanya dan manghela nafasnya dengan sangat berat.

”Ya Allah Gusti...nyuwun pangapuranipun”

(~_~)

Niat itu sudah diutarakan oleh Tomo. Dan sampai sekarang Tomo belum dibelikan HP. Emak selalu mengalihkan pembicaraan Tomo. Dan ternyata Tomo jadi juga tidak pergi ke sekolah. Karena sesuai kesepakatannya sendiri yang tak pernah mendapat persetujuan dari siapapun.

Dan sudah seminggu Tomo tidak masuk sekolah. Emak mendapat surat dari sekolah. Emak membacanya dengan kecewa. Emak sedih. Tomo sudah kelas 3 dan akan menghadapi Ujian kelulusan. Emak tak berani membayangkan kalau sampai Tomo tak lulus.

Emak ingin berbicara dengan Tomo kala itu. Tapi Tomo tak kunjung datang. Dari sore dan sampai larut malam, Tomo belum pulang. Ini membuat Emak khawatir kalau sampai terjadi apa- apa dengan Tomo.

”Brakk” Pintu rapuh itu di tutup secara kasar. Tomo sudah pulang dan membuat hati emak lega.

”Le...kowe teko endi wae?”

”Ura urusanmu” Ucap Tomo dibawah kesadarannya. Tomo tengah mabuk.

”Ya Allah...” emak hanya bisa meneteskan air matanya.

”Ndi HP ku?” tuntut Tomo.

Emak hanya bisa menunduk dan menggelengkan kepalanya. Dan secara reflek. Tomo menerarik lengan Emak keluar rumah.

”Tukokno saiki” Teriak Tomo

” Emak ga nduwe duwik le..” ucap lirih Ibunya.

”Pokoke Saiki ”

Emak pun pergi dan berjalan menjauh dari Tomo. Tomo hanya melihatnya dari kejauhan. Hujan mulai turun membasahinya. Melunturkan ketidak sadaran Tomo saat Itu. Ketika Tomo mulai sadar tentang apa yang ia perbuat itu salah. Dan beberapa detik kemudian sebuah sepeda motor telah melimbungkan Emak. Satu- satunya keluarga yang ia punya sekarang.

***

”MAKKK” teriak Tomo.

”Opo to..Tangi- tangi wes bengok- bengok. Dirungokno tonggo lo” terdengar suara emak sedang membawa sebuah ember.

” Mak Gak popo?” Ucap Tomo yang langsung bangun dan berdiri didepan emak, sambil menatap takjub.

”Kowe kuwi kenopo to? Yo gak popo ngene lo” Ucap mak Heran.

” Alhamdulillah...” Tomo memeluk emak dengan rasa lega.Emak yang dipeluk hanya diam saja dan merasa haru biru. Untung ini semua hanya mimpi yang sangat persis dengan kejadian nyatanya. Dan itu menyadarkannya, atas perbuatan yang ia lakukan itu salah.

”Mak...Kok adem yo?” Ucap Tomo menggiggil.

”Klambimu teles. Bar mak siram nganggo banyu. Lha nak gak ngono. Kowe gak sadar teko mabukmu..wes kono..ndank adus” Ucap Emak sambil melangkah pergi.

Lalu dengan percaya dirinya Tomo berkata dengan lirih.

”Mungkin saiki Tomo gak nduwe HP, tapi 20 taun maneh Tomo pasti iso mbahagiakno Emak” Janji Tomo sambil tersenyum menatap punggung emak..

Emak pura- pura tak mendengar apa yang Tomo ucapkan. Dan terus berjalan menuju dapur. Emak bersyukur. Karena Allah membuat anaknya sadar. Dan Emak tersenyum bahagia dangan tetesan air mata berliannya.

SELESAI

posted by Dream comes true at 02.53

0 Comments:

Posting Komentar

<< Home