Dream comes True Friends...

Rabu, 06 Januari 2010

Sinopsisku....

NAGARA RAYA
Penulis : Tyas

Senin pagi, di akhir Desember.
Raya berangkat ke Sekolah tercinta, SMA Negeri 2 Bojonegoro dengan perasaan yang gelisah, entah kenapa dia tak seperti hari senin biasanya yang penuh dengan semangat. Berjalan gontai menyusuri koridor- koridor kelas yang sudah banyak siswa dan berjalan melawan arahnya, kerena upacara akan segera dimulai. Raya segera meletakkan tasnya pada bangku dan mengambil topi dlm tas. Ia berlari. Dan “braak” ia menabrak seorang cewek berkacamata yang sedang membawa sebuah bendera. Mereka jatuh dan bendera itu pun ikut jatuh ketanah. Cewek itu bengkit, mengambil bendera itu dan segera berlari meninggalkan Raya tanpa melihat Raya sedikitpun. Seperti ia mengingat sesuatu,. Raya pun berdiri dan berjalan menuju barisan kelasnya.
Upacara dimulai.
Selama Upacara Raya hanya diam, seperti tenggelam dalam pemikirannya sendiri. Raya menatap kosong kearah tepi lapangan, dan mendapati, cewek berkacamata tadi sedang tertunduk lesu dan memegangi bendera tadi. Lusuh dan kotor.

---
Raya senang sekali karena hari ini Bapak Nur Ali memberikan sebuah tugas. Untuk menjahikan sebuah bendera yang akan dipakai upacara besok. Ia membawa sebuah bungkusan yang berisi kain merah dan putih, berjalan riang menuju kelasnya.
Dilihatnya sahabat Raya bernama Nagara sedang makan di kantin. Raya menghampiri karena ia ingin menceritakan segala sesuatunya hari ini pada Nagara, cowok polos dan baik itu. Nagara kaget karena Raya datang, dan mengagetkannya. Raya mulai bercerita panjang lebar dengan semangat dan Nagara mendengarkannya dengan sangat exciting. Setelah Raya selesai bercerita. Nagara sebenarnya ingin bercerita kepada Raya tentang keluarganya yang akan mengajaknya pindah.Tapi Raya tak pernah tau dan tak pernah mau tau akan semua itu, tiap Nagara akan bercerita ada saja alasan Raya untuk menjauh dan pergi, kesibukan yang terlalu berlebihan. Dan Nagara memvonis Raya sangat egois dan tak pernah mau mendengarkan cerita Nagara. Raya pun pergi meninggalkan Nagara yang tertunduk diam dan bertanya pada dirinya sendiri.apa yang harus ia lakukan?.
Dirumah Raya sore itu sangat sepi. Karena Raya hanya tinggal bersama Ayahnya saja, ibunya sudah lama meninggalkan Raya. Dan hari ini Ayah Raya harus lembur. Jadi Raya terpaksa sendirian dirumah. Raya sedang duduk diteras rumahnya. Sambil menjahit manual kain tersebut. Raya sangat teliti dan telaten. Ia berkosentrasi tinggi. Sangking asyiknya dengan pekerjaan itu, ia tak pernah tau kalau sahabatnya datang, dan sekarang berada dihadapannya. Nagara menepuk bahu Raya, saat itu Raya akan menggunting. ia pun kaget. Dan tepukan Nagara membuat Raya tak sengaja menggunting kain tersebut. Raya menatap Nagara dengan penuh luapan emosi. Ingin sekali rasanya Raya memarahi Nagara tapi itu tak dilakukan Raya karena apa yang udah terjadi gak akan kembali. Raya langsung berdiri dan ia masuk kerumah, meninggalkan Nagara yang belum sempat mengucapkan sepatah kata pun kepada Raya. Nagara sangat geram akan perlakuan Raya kepadanya selama ini. Ia merasa Raya hanya memanfaatkan dirinya. Nagara mengutuk akan arti persahabatan yang ia jalin selama ini dengan Raya. Nagara pulang dengan emosi yang meluap- luap. Dan menyiapkan sebuah rencana untuk membalas sakit hatinya pada Raya.
Raya sudah selesai menjahitnya. Ditatapnya berkali- kali bendera itu dari jarak 30 cm. Matanya tertuju pada tambalan yang disebabkan oleh Nagara. Sebenarnya Raya marah tapi ia tau kalau Nagarapun tidak sengaja melakukannya. Ditatapnya foto Nagara dan Raya yang ada didinding kamarnya. Raya tersenyum. Dan Raya berencana untuk meminta maaf pada Nagara, besok. Dilipat dengan rapi bendera itu dan ia masukkan kedalam tasnya. Raya pun bersiap untuk tidur, manyambut hari esok.
Nagara berada di sebuah jalan lenggang. Ia melihat jam tangannya. Menunjukkan pukul 23.45. ia mulai turun dari motornya. Dan menatap sebuah rumah sederhana. Nagara mulai memasuki pekarangan rumah itu dengan hati- hati. Ia mengendap endap, membuka salah satu jendela. Dan Nagarapun berhasil masuk kedalam. Ditujunya kamar Raya. Ia buka kamar Raya dan mendapati Raya sedang tertidur lelap. Terlihat sangat kecapekan. Tapi Nagara tak peduli.tujuannya cuma 1. yaitu mengambil bendera Raya dan membuangnya jauh- jauh. Dicarinya bendera itu pada tas Raya. Dan ditemukan. Saat akan pergi matanya tak sengaja menangkap sebuah foto di dinding. Fotonya dengan Raya. Terlihat sangat bahagia. Tapi Nagara langsung pergi, karena tak ada lagi bahagia itu dengan Raya.

Saat perjalanan pulang. Nagara terus dihantui rasa yang aneh. Entah apa? Tapi Nagara tak peduli. ia menghentikan motornya pada tempat pembuangan sampah. Dan dibuang jauh- jauh bendera itu dengan luapan emosi dan caci makinya. Nagarapun menghidupkan mesin motornya dan mulai melaju kembali. Meninggalkan semuanya.
Pagi itu, Raya berangkat kesekolah dengan semangat. Hari ini, upacara 17 Agustus. Dan Raya sudah siap, membawa bendera yang akan dipakai upacara nanti. Meski ada tambalannya, tapi whatever lah. Karena Raya membuatnya sepenuh hati.
Pukul 09.30, Raya sudah sampai disekolah dan menuju ruang persiapan Upacra, untuk menyerahkan bendera itu. Saat membuka tasnya. Ia tak menemukan benderanya didalam tas. Raya panik. Dia ingat betul kalau semalam bendera itu, diletakkan dalam tas. Raya segera menelfon Ayahnya dan memastikan semoga tertingal dirumah. Tapi, Nihil. Raya semakin panik. Semua orang memarahi dirinya bahkan ada yang mengejek dirinya. Raya tak tau lagi harus bagaimana. Ia berjalan gontai menuju ke tepi lapangan. Tertunduk lesu dengan mata yang berkaca- kaca. Raya merasa ini kesalahan besar dalam hidupnya.
Nagara datang kesekolah untuk kali terakhir, karena besok ia akan meninggalkan Bojonegoro dan kembali menata kehidupannya. Mata Nagara tertuju pada Raya yang sedang tertunduk lesu di tepi lapangan. Nagara seakan disadarkan oleh perbuatanya yang salah. Ia berjalan menghampiri Raya. Ingin ia memeluk dan mengusap air mata Raya.
Raya melihat Nagara mendekat. Raya langsung pingsan. Tak sadarkan diri.
Nagara dengan sigap menagkap Raya, Nagara hanya diam menatap Raya, ia tak ingin Raya seperti ini. Dan ia berinisiatif untuk mencari bendera tersebut. Nagara memanggil petugas PMR untuk menangani Raya. Dan Nagara pergi berlari sekencang- kencangnya mencari becak.
Dia menaiki sebuah becak menuju Tembat ia membuang Bendera tersebut. Sampailah Nagara di tempai itu. Dan ia mulai mencari. Setelah beberapa menit ia mencari. Ditemukannya bendera itu. Nagara sangat senang sekali. Karena naik becak sangat lama dan waktunya gak akan cukup. Nagara memutuskan untuk berlari membawa bendera itu.
Jarak 2 kilo mungkin jauh, tapi tidak bagi Nagara. Ia ingin melihat sahabatnya tersenyum kembali. Dan itu sudah menjadi bayaran yang cukup bagi Nagara. Nagara sudah semakin dekat dengan sekolah. Peluh yang membasahi bajunya seakan tak terasa. Nagara mulai membentangkan benderanya, berlari dengan gembira. Teringat kembali semua tentang Raya dan dirinya. Tertawa bahagia bersama, dan menanggung sedih bersama pula. Sebuah alasan tak logis jika Nagara berfikir yang negatif pada Raya sebelumnya dan menghancurkan kebahagiaan sahabat yang sangat ia sayangi. Tanpa ia sadari. Saat Nagara akan melintasi jalan menuju sekolah, ada sebuah mobil dengan kecepatan tinggi, melaju dan......Raya bangun dari pingsannya dengan meneriakkan nama Nagara. Terdengar lagu Indonesia Raya dikumandangkan dan bendera dikibarkan. Raya heran. Itu bendera yang ia jahit. Ada tambalannya. Raya bingung. Entah apa yang terjadi. Atau mungkin tadi cuma mimpi?
Raya bangkit dengan senyum. Tapi entah mengapa ada yang kurang. Tapi apa? Saat ditatap kembali bendera itu. Ada yang noda di kain putih itu. Raya bertanya bingung pada petugas PMR disampingnya. Dan petugas itu hanya tertunduk lesu. Raya tambah bingung. Sebenarnya ada apa?. Ia bertanya lagi pada petugas PMR yang lain. Dan Raya tak menduga apa yang ia katakan. Seakan telinganya ingin tuli. Dan air mata itu kembali menetes.
---
Raya menangis. Teman yang berada disamping Raya, bingung. Dan menepuk pundak Raya. Raya tersadar akan lamunanya. Teman Raya bertanya padanya kenapa menangis.tapi Raya hanya tersenyum. Ia mencari- cari sosok cewek berkacamata tadi di tepi lapangan, tapi tak ia temukan. Saat itu bendera dikibarkan. Raya dengan semangat mengangkat tangannya. Memberi penghormatan. Ketika itu dia melihat cewek itu di barisan petugas upacara sedang hormat dan tersenyum gembira sembari menatap seorang cowok disampingnya. Raya tersenyum menghapus air mata itu. Seakan cewek dan bendera itu adalah dirinya jika seseorang itu masih ada disamping Raya sekarang.
”Nagara sudah terbang bersama angin yang berhembus. Mengepakkan sayapnya bersama bendera itu, Selamat Ulang Tahun kawan”
Raya tak kan pernah tau akan apa yang Nagara simpan. Karna Nagara sudah meninggalkan Raya untuk selamanya sebelum semuanya sempat terungkap.




SELESAI
posted by Dream comes true at 01.30

0 Comments:

Posting Komentar

<< Home